Senin, 18 Juni 2012

Super Junior - Opera (Japan ver.)


Nante nante kageki na shichuēshon
Sarani motto motto hamat te shimau daro
Sa ii kai
Masumasu miwaku na imēji
Kimi wa suikoma re tada mitasa re

Sa ii kai

Nice show! Nice show! Opera!
Odoru yo opera utau yo opera
Ne ii kara! Kūru ni iko u ka!
Nice show! Nice show! Opera!
Kiwadoi opera taito na opera
Sa ii kara! Kore ga ii kara!

Ne ii kara kūru ni iko u ka
Sa ii kara kore ga ii kara

Sashi komu hikari no shita de wa
Kimi no ai made mo kasuka ni ni ji mu
Sou sa
Shuyaku wa
"akuma"demo boku de
Issai no yousha mo nai kimi o tokasu

Sa ii kai

Nice show! Nice show! Opera!
Odoru yo opera utau yo opera
Ne ii nara! Hīto ni shiyo u ka!
Nice show! Nice show! Opera!
Kiwadoi opera taito na opera
Sa ii kara! Zenbu ii kara!

Ne ii nara! Hīto ni shiyo u ka!
Sa ii kara! Zenbu ii kara!

Tokimeki wa itsumo totsuzen yattekuru
Kara yaburu yuuki naku sa nai de zutto zutto
Mōtsaruto , hen deru , vīze
Kotoba wa naku tatte
Kimi ga omou yori kimi ni niau opera

Nice show! Nice show! Opera!
Odoru yo opera utau yo opera
Ne ii kara! Kūru ni iko u ka!
Nice show! Nice show! Opera!
Kiwadoi opera taito na opera
Sa ii kara! Kore ga ii kara!

Ne ii kara! Kūru ni iko u ka!
Sa ii kara! Kore ga ii kara!

Sa ii kara! Zenbu ii kara!

NP: blog ini jdi ngantur y? maaf klw begitu ini hanya sekedar hoby saya saja :)

Minggu, 17 Juni 2012

My First Chocolate Vanilla Cake


“Arashi, kalau sudah besar ingin menjadi apa?” tanya seorang wanita tua kepada Arashi yang sedang berpangku dengan wanita tua itu.
“Kalau sudah besar? Ara belum tau, mungkin Ara akan menjadi seorang pembuat kue seperti nene dan ibu” kata Arashi dengan ramah dan senyumnya.
“Kalau begitu Arashi harus pintar memasak, biar bias menjadi pembuat kue sama seperti nenek dan ibunya Arashi. Arashi mau kan belajar memasak? Kalau mau nanti nenek ajarkan membuat kue, Arashi mau membuat keu rasa apa?” kata wanita tua itu sambil tersenyum pada Arashi
“Ara mau membuat kue coklat sama vanilla, soalnya Ara mau membuatkan kue untuk nenek dan ibu” kata Arashi dengan senang.
Minikawa Arasi, 12 tahun yang lalu telah kehilangan salah satu bagian dalam hidupnya. Meski pun  ia sudah bisa membuat kue tetapi, ia merasa itu tidak ada gunanya karena ia telah kehilangan nenek yang ia sayangi.
“Ara-chan, selamat pagi” sapa seorang gadis yang seumur dengannya, rambutnya yang panjang di ikat tinggi kesamping dengan hiasan pita berwarna putih.
“Ayumi, selamat pagi, ada apa? Apa kau habis dikejar oleh orang itu lagi?” kata Arashi dengan nada sedikit meledek Ayumi.
“Ara-chan jahat, tidak kok aku sudah putus hubungun dengan dia habisnya membuat orang jadi repot saja. Oia, apa kau akan ikut kontes pembuatan kue itu?” kata Ayumi dengan ramah.
“Aku juga tidak tau, aku akan ikut atau tidak soalmya sudah lama aku tidak membuat kue dan juga kau tau ibuku kan. Kalau dia mengetahui hal ini dia pasti akan memintaku untuk ikut dengan tatapannya yang tajam. Membayangkan hal itu saja sudah mebuatku merinding” kata Arashi dengan tataan datar.
“Aku juga bisa membayangkannya, begitu menyeramkan bisa kubilang bagaikan serigala berbulu domba. Apa kakakmu tidak ikut? Kudengar dia mendaftar diri dan namamu juga dia daftarkan” kata Ayumi dengan nada suara orang binggung.
“APA!? Kak Marina MENDAFTARKAN AKU JUGA!?” kata Arashi dengan kaget.
“Apa kakakmu tidak memberitau mu sebelumnya?” tanya Ayumi dengan heran.
“Tidak berkata apa-apa selain, ‘besok kau temui dikelas tatabpga sekolah ada hal yang ingin aku bicarakan dengan mu’ begitu katanya semalam padaku” Kata Arashi.
“Artinya, Marina-san ingin mengajarimu lagi cara membuat keu dan kudengar katanya Okamoto Ryosuke juga ikut dan dia bertujuan untuk mengalahkan kakakmu dalam kontes itu. Apa kau akan diam saja sperti ini?” kata Ayumi sedikit meninggikan volum suaranya.
“Aku piker juga begitu tapi, kenapa dia tidak bilang padaku kalau dia juga mendaftarkanku? Kakak jahat” kata Arashi dengan sedikit kurang semangat.
Part A Finis


*NP: Part B-nya nyusu (just wait and Enjoy)

Pakaian Tradisional Jepang : Yukata

Yukata adalah jenis kimono nonformal Jepang yang dibuat dari bahan kain katun tipis tanpa pelapis. Secara harfiah istilah Yukata berarti: baju sesudah mandi. Dipakai untuk kesempatan santai di musim panas (natsu). Yukata dibuat dari bahan katun yang mudah dilewati angin, agar badan menjadi sejuk di sore hari atau sesudah mandi malam dengan air panas di Jepang.
Istilah Yukata ini lahir sejak sekitar zaman Azuchi-Momoyama. Bermula dari pakaian yang dipakai sesudah mandi yang disebut Yukatabira. Di zaman Edo, Yukatabira menjadi sangat populer di kalangan rakyat dan namanya disingkat menjadi Yukata saja. Pada zaman dahulu, memakai Yukata untuk bertemu dengan orang lain dianggap sangat tidak sopan, mengingat fungsi Yukata yang cuma sebagai pakaian tidur. Namun sekarang, Yukata dapat dikenakan kapanpun atau saat pergi kemanapun. Malah pakaian ini menjadi pakaian utama yang dikenakan saat melihat Hanabi Matsuri (Festival kembang api). Jika terlihat banyak perempuan memakai Yukata di musim panas (natsu), berarti tidak jauh dari tempat itu ada festival kembang api.

Yukata umumnya dibuat dari kain katun walaupun sekarang banyak yang dibuat dari bahan campuran, misalnya katun bercampur polyester. Yukata untuk laki-laki biasanya terbuat dari bahan dengan warna dasar gelap (seperti hitam, biru tua, ungu tua) dengan corak garis-garis warna gelap. Sedangkan Yukata untuk wanita biasanya terbuat dari bahan dengan warna dasar cerah atau warna pastel dengan corak beraneka warna yang cerah. Corak-corak kain yang populer untuk Yukata wanita adalah bunga Sakura, bunga Krisan, Poppy, bunga-bunga yang mekar di musim panas.
Perbedaan Kimono dan Yukata:
1.   Berbeda dengan Kimono yang sering disebut orang Jepang sebagai Gofuku atau Wafuku dan hanya dipakai pada kesempatan formal, Yukata dipakai untuk kesempatan santai seperti: berjalan-jalan melihat pesta kembang api, melihat festival musim panas (matsuri), atau menari di saat perayaan Obon (festival menyambut arwah).
2.   Kimono yang harganya sangat mahal hingga luar biasa mahal, harga Yukata umumnya terjangkau oleh semua orang.
3.   Kimono jadi yang hampir-hampir tidak ada toko yang mau menjualnya, di toko pakaian banyak dijual Yukata yang sudah jadi dengan beraneka ukuran dengan harga terjangkau
4.   Kimono yang menurut ukuran lebar lengannya dapat diketahui status seorang wanita (sudah menikah atau masih gadis), Yukata dapat dipakai oleh siapa saja tanpa mengenal status.
5.   Kimono yang pemakainya diwajibkan memakai pakaian dalam sebanyak 2 lapis (Hadajuban dan Juban), perempuan yang memakai Yukata hanya diharuskan pakaian dalam lapis pertama (Hadajuban).

Sama halnya dengan Kimono, agar Yukata terlihat bagus sewaktu dipakai, maka yang dipakai haruslah Yukata yang sesuai ukuran badan si pemakai. Jika Yukata yang anda kenakan ingin terlihat bagus dan pas di badan, Yukata yang anda kenakan haruslah Yukata yang dijahit sesuai dengan ukuran badan anda (order made).

Urutan agar pemakaian Yukata tampak bagus dan rapi:

1. Jika ingin mengenakan Yukata secara benar, dianjurkan untuk mengenakan Susoyoke, yakni berupa rok dalam panjang yang bisa berwarna putih polos atau bercorak dengan warna cerah. Jika tidak mau memakai atau tidak mempunyai Susoyoke juga tidak apa-apa.
2. Memakai pakaian dalam yang disebut Hadajuban dan mengencangkan tali pengikatnya.
3. Memakai Yukata. Panjang Yukata selalu melebihi panjang yang dibutuhkan si pemakai sehingga kain Yukata yang panjangnya berlebih harus diangkat sedikit ke bagian pinggang dan dikencangkan dengan menggunakan Koshihimo (sabuk pinggang dari kain)
4.   Merapikan Bagian-bagian Yukata yang sedikit longgar di badan ke arah perut dan  mengencangkannya dengan kain sabuk pengikat yang disebut Datejime
5.  Mengencangkan Yukata dengan melilitkan dan mengikatkan Obi.
Obi adalah kain yang dililitkan di pinggang, yang panjangnya sekitar 4 sampai 5 meter. Lebar Obi yang digunakan untuk Yukata adalah setengah dari lebar Obi yang digunakan untuk memakai Kimono. Ada banyak jenis simpul yang digunakan untuk pada saat mengikat Obi. Simpul Obi yang paling populer adalah simpul Bunko yang berbentuk seperti kupu-kupu. Jika belum dapat membuat simpul Obi sendiri, anda dapat membeli simpul Obi yang sudah jadi di toko dan tinggal menyisipkannya ke dalam Obi anda.
Yukata juga digunakan oleh aktor Kabuki di saat bermake-up atau peran yang mengharuskan aktor Kabuki memakai Yukata. Pegulat Sumo juga memakai Yukata sebelum dan sesudah bertanding. Begitupula penari tradisional Jepang (Nihon Buyou) mengenakan Yukata sebagai pengganti Kimono sewaktu belajar menari agar Kimono yang harganya mahal tidak menjadi basah karena keringat.
Saat ini, toko-toko di Jepang sudah mulai terlihat memajang beberapa Yukata dengan aneka corak warna dengan harga terjangkau. Tanda musim panas segera tiba.

Bertetangga dengan Orang Jepang

"Islam sangat menekankan pentingnya memperhatikan tetangga. Bahkan hal ini sampai-sampai dikaitkan dengan soal keimanan. Mengutip sebuah hadits, Demi Allah, dia tidak beriman, ini dikatakan sampai 3 kali, kalau dia dalam keadaan kenyang, sementara tetangganya itu kelaparan.?EJadi kalau ada orang yang tidak peduli terhadap tetangga, berarti imannya kurang. Kutipan lain dari hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia menghormati tetangganya.

Rasulullah sendiri mencontohkan betapa ia begitu memperhatikan tetangganya, bahkan tetangganya yang Yahudi. Dikisahkan bahwa Rasulullah adalah orang pertama yang menjenguk anak tetangga Yahudinya yang sedang sakit. Karena perhatian tersebut, Yahudi itu akhirnya bahkan masuk Islam. Rasulullah pun berujar, Alhamdulillah Allah akan menyelamatkan dia dari jurang neraka menuju keselamatan.?EBerdasarkan teladan ini, nyatanya perhatian pada tetangga tak hanya ditujukan untuk sesama muslim saja. Kita wajib menghormati tetangga, baik muslim maupun non muslim. Bila tetangga kita muslim, ia mempunyai 2 hak, yaitu hak tetangga dan hak sesama muslim. Sementara kalau ia non muslim berarti haknya ada satu, yaitu hak sebagai tetangga.

Banyak kebaikan yang dapat kita raih, bila kita mampu menjalin hubungan yang baik dengan tetangga. Yang paling utama adalah hubungan yang baik dengan tetangga menunjukkan kadar keimanan seseorang. Kemudian berbagai kemanfaatan lainpun kita dapatkan. Kalau kita berbuat baik, subhanallah, manfaat sosial, manfaat ekonomi bisa kita dapatkan."

Dikutip dari Majalah Ummi Edisi November-Desember 2004 berdasarkan penuturan DR. Muslih Abdul Karim MA (doktor lulusan Al Imam University, Saudi Arabia, jurusan Tafsir)

Bagi kita yang sekarang tinggal di Jepang, di mana mayoritas tetangga-tetangga kita adalah non muslim, kira-kira hal-hal apa saja yang harus diketahui untuk menjalin hubungan baik dengan mereka??

Berkomunikasi dengan orang Jepang :
Cara yang paling baik untuk bisa akrab dengan orang Jepang adalah dengan mempelajari bahasanya meskipun hanya sedikit. Mereka akan merasa lebih dekat dengan kita jika kita bisa bicara bahasa Jepang meski hanya sedikit. Kalaupun kita berbicara dengan bahasa Inggris, berbicaralah perlahan dan jelas dalam kalimat-kalimat pendek. Menuliskan apa yang ingin disampaikan adalah solusi jika apa yang ingin kita sampaikan tidak bisa dipahami.
Orang Jepang akan sangat senang jika mereka bisa berbincang-bincang secara lancar dengan orang asing, meskipun percakapannya singkat.
Saat-saat pertama kita berbincang dengan orang Jepang, mungkin ada hal-hal yang membingungkan kita tentang cara mereka mengungkapkan keinginan dan pendapat Kadang-kadang terdapat perbedaan antara apa yang mereka ucapkan dan apa yang mereka maksudkan. Dengan kata lain, orang Jepang itu jika berbicara ada basa-basinya. Di Indonesia kita juga memiliki budaya seperti ini, jadi tidak begitu sulit untuk menyesuaikan diri.

Misalnya :
Kapan-kapan berkunjung ya ke rumah kami?
(maksudnya : menurut pendapatnya anda adalah orang yang terlihat baik, jadi bukan berarti mempersilakan berkunjung dalam artian sebenarnya)

Saya akan mempertimbangkan pendapatmu?
(maksudnya: pendapat anda tidak cukup bagus menurutnya?

Kapan-kapan mari kita sama-sama makan di luar/jalan-jalan?
(maksudnya: ya kapan-kapan kalau memang kebetulan punya kesempatan dia tidak keberatan untuk pergi dengan anda)
      
Orang Jepang memiliki orientasi kelompok yang sangat kuat. Mereka menghindari adanya perdebatan dalam percakapan. Mereka lebih menyukai komunikasi non verbal dibandingkan komunikasi verbal. Dalam bahasa Jepang, komunikasi pun dibedakan atas dasar usia, kedudukan dan jenis kelamin.
Mungkin pada awalnya kita akan merasa sedikit sulit untuk bergaul dengan orang Jepang. Tetapi sekali kita berteman dengan mereka, mereka akan memperlakukan kita dengan sangat baik. Sebagai catatan orang Jepang tidak membicarakan hal-hal yang bersifat pribadi, jika baru kenal.
Hal lain lagi tentang cara orang Jepang berkomunikasi adalah mereka merendah dan memuji orang untuk menunjukkan kerendahan hati mereka. Sikap seperti ini sangat disukai oleh orang Jepang.

Tips bertetangga dengan orang Jepang :

1.      Mengucapkan salam
Mari kita biasakan mengucapkan salam dan senyum kepada tetangga kita (sambil sedikit menunduk). Ohayou (Selamat Pagi), Konnichiwa (Selamat Siang/Hallo), Konbanwa (Selamat Malam), Selamat Jalan (Sayounara), Maaf (Gomen Nasai, Sumimasen), Trimakasih (Arigatou gozaimasu). Atau kalau bingung harus mengucapkan apa, bilang saja doumo. Orang Jepang tidak begitu biasa berjabat tangan, jadi tidak ada masalah untuk hal ini. Kalau tentang menahan pandangan, jangan khawatir juga, karena orang Jepang tidak biasa untuk memandang langsung ke mata.

2.      Hangaeshi
Jika anda menerima hadiah dari tetangga anda orang Jepang, adalah suatu kebiasaan di Jepang untuk membalas hadiah itu dengan ukuran kira-kira setengah dari harga barang yang anda terima. Kebiasaan ini dinamakan hangaeshi. Jika anda terima hadiah dari kawan orang Jepang melalui pos, jangan lupa untuk menelpon atau mengirim surat untuk mengucapkan terimakasih.

3.      Ketika baru pindah rumah
Masyarakat Jepang hidup berdasarkan tolong-menolong. Adalah suatu kebiasaan di Jepang jika pindah ke suatu lingkungan baru untuk mengucapkan salam kepada tetangga baru anda sambil membawa hadiah kecil dan memperkenalkan anggota keluarga anda. Masalah waktunya, tidak lebih dari tiga hari dari kepindahan. Teman Jepang saya pernah menyarankan saya untuk memberikan misalnya sabun batangan satu buah untuk satu tetangga. Tetangga yang dimaksudkan adalah tetangga tepat di kiri kanan rumah, atas bawah rumah, depan rumah. Dengan menimbulkan kesan yang baik pada saat anda baru pindah, jika anda mengalami kesulitan, tidak akan sulit untuk mendapatkan bantuan dari mereka. Jangan terlalu khawatir jika tetangga anda tidak mengundang anda untuk berkunjung ke rumah mereka. Orang jepang jarang untuk mengajak berkunjung ke rumah (lebih memilih di luar) karena rumahnya yang sempit atau karena kesibukan mereka.

4.      Mengikuti kegiatan Chounaikai (RT)
Salah satu kesempatan emas untuk bisa bergaul dengan masyarakat Jepang adalah dengan mengikuti kegiatan Chounaikai (RT). Di antara kegiatan chounaikai di tempat saya misalnya(saya tinggal di danchi), mengadakan kerja bakti satu bulan sekali, ada iuran bulanan, rapat kelurahan, atau jadi pengurus RT. Untuk yang tinggal baik di danchi atau di apato, kadang-kadang ada kairanban (pengumuman edaran) yang digantungkan di pintu, jangan lupa untuk sign atau mencapnya dengan inkan dan mengedarkannya ke tetangga yang lain.

5.      Bunbetsu
Yang dimaksud dengan bunbetsu adalah memisahkan sampah berdasarkan jenisnya sebelum kita buang pada hari yang sudah ditentukan. Dengan diharuskannya untuk mengklasifikasikan ini membuang sampah di Jepang adalah termasuk pekerjaan yang merepotkan. Tetapi hal ini diperlukan agar sampah tersebut bisa didaur ulang dan mengatasi masalah sampah. Pemisahan sampah dan pembagian hari sampah berbeda-beda menurut daerah di Jepang. Saya sarankan untuk memahami masalah sampah ini sebelum kita tinggal di lingkungan Jepang, karena jika kita salah membuang akan mengganggu lingkungan sekitar kita(sampahnya tidak akan diangkut dan ada kemungkinan akan diubrak-abrik oleh burung gagak). Saya rasa ada beberapa di antara kita yang mengalami pengalaman ditegur orang Jepang karena salah membuang J Ini ada artikel menarik dalam bahasa Inggris tentang pembuangan sampah di Jepang.

Festival di Jepang

KOINOBORI
Koinobori (Koi= jenis ikan, Nobori= naik) merupakan tradisi jepang yg selalu dimeriahkan tanggal 5 Mei. Nama lain Koinobori adalah KODOMO NO HI atau "Hari Anak". Perayaan ini dikhususkan utk anak laki-laki. 2 atau 3 minggu sebelum hari "H", keluarga yang memiliki anak laki2 biasanya selalu mengibarkan koinobori yaitu kain yang berbentuk ikan koi, di tiang depan rumah. Dengan mengibarkan koinobori diharapkan anak laki-laki tersebut tumbuh kuat dan sehat, seperti koinobori yang dinaikan di atas tiang, tetap kuat bergerak2 meskipun tertiup angin.
Dikirim oleh Lizsa Anggraeny

Festival Musim Panas Di Jepang
1. Festival Kembang Api (Hanabi Matsuri)
Musim panas di jepang identik dengan Festival kembang api dan semangka. Di berbagai tempat, mulai ramai diadakan persiapan untukmenyambut festival tersebut. Toko-toko mulai menjajakan ‘Yukata’ (kimono sederhana utk musim panas), yang biasanya akan dikenakan oleh tua - muda, pria - wanita saat menyaksikan festival kembang api di malam hari.

Festival ini selalu dilakukan di lapangan luas dekat sungai dan tanpa dipungut bayaran, dengan maksud untuk melepaskan segala lelah di musim panas, dengan melihat keindahan berbagai macam bentuk kembang api di malam hari. Para penonton datang dari berbagai tempat. Untuk mendapatkan posisi tempat duduk ‘lelesan’ yang strategis, beberapa orang rela berdatangan beberapa jam sebelum acara di mulai ke tempat tersebut.

Para penonton berdatangan secara berkelompok bersama keluarga, rekan kerja atau berpasangan. Mereka sengaja membawa tikar plastik sebagai alas duduk dan bekal yang akan dinikmati sambil menyaksikan indahnya kembang api yang ditampilkan di malam itu.

Berbagai bentuk kembang api ditampilkan secara artistik membuat suasana malam gelap berubah terang benerang penuh dengan warna-warni membuat mata terbelalak penuh pesona. Tetapi penonton perlu kesabaran tinggi saat pulang dari melihat festival kembang api ini. Stasiun kereta api, yang merupakan tempat transportasi utama di jepang, akan lebih berdesakan dari biasanya, karena semua orang yang melihat festival tersebut pulang pada saat bersamaan. Begitupun stasiun yang jaraknya dekat, akan terasa jauh sekali, karena antrian pejalan kaki yang panjang dari tempat festival kembang api sampai ke stasiun.

2.Festival Arwah (Obon Matsuri)
Festival Obon bagi orang jepang merupakan salah satu perayaan penting seperti layaknya tahun baru. Dilaksanakan pada pertengahan July (Western Julian Calender) atau Agustus (Chinese Lunar Calender), yaitu sekitar tanggal 13 sampai tanggal 15/16.
Festival Obon diambil dari agama Budha, memiliki arti menyambut kedatangan para arwah keluarga yang telah meninggal. Mereka percaya bahwa di sekitar musim panas para arwah berkunjung ke bumi, oleh karena itu perlu dilakukan penyambutan.

Tidak heran jika pada bulan ini, supermarket atau departemen store mulai ramai menjajakan makanan khusus untuk perayaan Obon (Arwah). Si pembeli akan mempersembahkan makanan tersebut di depan altar abu keluarga yang telah meninggal, sebagai tanda penyambutan arwah, kemudian mereka melakukan doa bersama.

Acara ritual yang biasa dilakukan saat festival Obon adalah melakukan tarian yang disebut Obon Odori (ancentour’s soul folk dance), pada malam hari. Mereka percaya bahwa saat melakukan tarian sang arwah pun turut bergembira menari bersama.

Tua, muda, anak-anak, laki, perempuan dengan memakai yukata (summer kimono)pada malam itu berkumpul bersama di suatu lapangan luas, membentuk lingkaran besar, bergembira menarikan Obon Odori. Music pengiring obon odori (tarian arwah) biasanya diletakan di dalam lingkaran tersebut, yang disebut Yagura (standing stage) yaitu berupa tabuh gendang. Obon

Selain tarian Obon Odori, mereka pun biasanya membuat Toro Nagashi (floating paper lantern), yaitu lentera yang didalamnya diberi lilin menyala. Lentera ini kemudian dialirkan ke sungai atau digantungkan di depan kuil, untuk mengantar para arwah pulang ke makamnya masing-masing (Ohaka = family tomb).

Kuil-kuil di hari festival Obon, akan penuh dengan lentera, yang digantungkan oleh para keluarga yang masih hidup. Wangi kemenyan akan merebak di sekitar kuil, seiring dengan banyaknya lentera yang tegantung.

 

Jumat, 15 Juni 2012

Musim Dan Perayaan Tahunan di Jepang


1. Bulan Januari
a. Shoogatsu.
Di Jepang bulan Januari disebut juga Shoogatsu (bulan pertama). Pada saat ini orang-orang di seluruh dunia merayakan datangnya tahun yang baru, tetapi bagi orang Jepang bulan pertama mengandung arti /makna yang sangat istimewa. Pada saat itu bertepatan dengan hari pertama dalam 1tahun dan merupakan saat yang tepat untuk mendoakan kebahagiaan dan kesehatan seluruh keluarga selama 1 tahun ke depan.
Para petani berdoa supaya panennya berhasil dan para nelayan berdoa agar hasil tangkapannya besar dan dapat bekerja dengan aman. Untuk berdoa banyak orang yang pergi ke kuil Shinto. Kegiatan tersebut disebut Hatsumoode (kunjungan ke kuil Shinto di hari pertama tahun baru). Anak-anak di Jepang sangat menantikan datangnya tahun baru,karena pada saat itu akan mendapatkan Otoshidama dari orangtua dan kerabat. Dengan Otoshidama tersebut mereka dapat membeli barang-barang yang mereka inginkan.
Kemudian untuk mengucapkan selamat tahun baru, mereka berkunjung ke rumah-rumah tetangga dan kerabat. Hal itu disebut Nenshi mawari (berkeliling untuk bersalaman). Untuk teman dan kerabat yang tinggal berjauhan mereka mengirimkan Nengajo sebagai ucapan selamat.
Permainan anak-anak di tahun baru yang dilakukan di dalam rumah diantaranya Karuta Tori (ambil kartu), Sugoroku (ular tangga) dan sebagainya. Sementara permainan di luar rumah diantaranya Hanetsuki (bulutangkis tradisional Jepang), Takoage (layang-layang),Koma mawashi (Gasing) dan sebagainya.
Makanan tahun baru yang biasanya disajikan antara lain Zooni (sop mochi) dan Osechi ryouri (makanan khusus tahun baru). Sebagai hiasan tahun baru, di kanan kiri pintu gerbang diletakkan Kadomatsu (paduan pohon pinus dan bamboo) dengan harapan agar Fuku no kami (dewa kebaikan) berkenan masuk ke dalam rumah. Selain itu, diatas pintu ditempelkan Shimenawa (tali jerami) yang mempunyai arti yang sama dengan kadomatsu. Sementara di dalam rumah diletakkan kagami muchi pada sebuah tempat bernama toko no ma (tempat menggantungkan hiasan) .
b. Seijinsiki
Di Jepang, saat seseorang sudah mencapai usia 20 tahun, sesuai hukum UU sipil, ia dinyatakan telah menjadi seijin (dewasa). Mereka yang telah dewasa diberi hak untuk ikut serta dalam politik dan kegiatannya di masyarakat semakin luas.
Seijin no hi (hari menjadi dewasa) dilaksanakan setiap hari senin kedua bulan Januari. Hari tersebut menjadi hari libur nasional untuk merayakan bergabungnya anak-anak muda yang baru menjadi orang dewasa. Pada hari tersebut, seluruh daerah di Jepang dilaksanakan seijinshiki (upacara hari menjadi dewasa).Anak-anak muda yang menghadiri upacara tersebut memakai baju-baju yang indah, terutama para wanitanya banyak yang memakai furisode (kimono yang indah).

2. Bulan Februari (Setsubun)
Setsubun adalah upacara melempar kacang kedelai untuk mengusir roh jahat. Pada malam tanggal 3 bulan Februari, setiap rumah di Jepang melemparkan kacang kedelai sambil mengucapkan “Fuku wa uchi, oni wa soto” (roh baik masuk, roh jahat keluar). Inilah yang disebut perayaan setsubun yang juga dilaksanakan di kuil Shinto. Sementara upacara untuk mengusir hal-hal buruk dan mendatangkan nasib baik dengan mengundang fuku no kami (dewa kebaikan)dilaksanakan pada tanggal 4 nya atau disebut Risshun.

3. Bulan maret
a. Hina matsuri (festival anak perempuan)
Hina matsuri dirayakan setiap tanggal 3 Maret. Hinamatsuri adalah upacara untuk memohon keselamatan dan kesehatan bagi anak perempuan hingga ia dewasa. Pada hari tersebut, orang-orang yang mempunyai anak perempuan meletakkan hiasan boneka tradisional Jepang. Boneka-boneka tersebut diletakkan pada 5 buah anak tangga yang dihiasi karpet merah. Tangga paling atas, diletakkan boneka kaisar dan permaisurinya, di tangga kedua diletakkan boneka 3 pembantu kaisar, di tangga ketiga diletakkan boneka para pemain musik dan di tangga keempat diletakkan 2 buah boneka menteri (kiri dan kanan), sementara di tangga paling bawah diletakkan hiasan tambahan. Pada hari tersebut, anak-anak perempuan memakai pakaian yang indah, orang-orang menghiasi rumahnya dengan bunga persik dan mereka makan Hishimochi dan minum Shirozake.
b. Shotsugyou shiki (wisuda)
Karena kalender pendidikan di Jepang berlangsung dari bulan April-Maret, maka pada bulan Maret seluruh sekolah di Jepang melaksanakan shotsugyou shiki (wisuda). Para pelajar/mahasiswa menerima ijasah dan bersiap melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau bahkan mulai bersiap memasuki dunia kerja.

4. Bulan April
a. Nyuugaku. Nyuusha
Di Jepang, kalender pendidikan (awal sekolah) dan kalender pembukuan perusahaan dimulai pada bulan April. Awal masuk sekolah disebut Nyuugaku, sedangkan para siswa yang baru masuk ke sekolah tersebut disebut shinyuusei (murid baru). Upacara penerimaan siswa baru biasanya bersamaan dengan masa-masa dimana bunga sakura sedang berkembang. Perusahaan-perusahaan pun mengadakan upacara penerimaan untuk para pegawai yang baru bergabung. Para pegawai baru tersebut mendengarkan sambutan presdir mereka dengan khidmat, meskipun sedikit cemas dengan dunia kerja yang baru mereka masuki.
b. Hanami
Hanami adalah kegiatan melihat bunga sakura. Karena bunga sakura merupakan bunga khas negara Jepang, dengan hanya mengatakan (Hanami) saja, semua orang akan langsung tahu bahwa yang dilihat pastilah bunga sakura.
Sakura adalah jenis bunga yang berkembang di seluruh pohon sakura, tetapi karena ciri khas bunga ini adalah mekar sebelum daun mudanya tumbuh, maka saat semua bunga mekar, seluruh pohon akan tertutupi hanya oleh bunga-bunga saja. Dan hal tersebut menjadi sebuah pemandangan yang indah untuk dinikmati setelah musim dingin yang panjang dan musim semi datang, semua orang sangat menantikan mekarnya bunga sakura.
Kemudian orang-orang bersama keluarga, teman sejawat ataupun sahabat akan bersama-sama duduk dibawah pohon sakura yang sedang berbunga sebelum makan, minum ataupun berkaraoke. Hal seperti itu berlangsung di setiap daerah di seluruh Jepang dan merupakan kesenangan terbesar orang Jepang dalam 1 tahun kehidupan.

5. Bulan Mei
a. Kodomo no hi
Kodomo no hi (hari anak nasional) jatuh pada tanggal 5 Mei. Dulu hari anak nasional ini disebut dengan Tango no sekki yang berarti hari anak perayaan untuk anak laki-laki. Sekarang ini hari anak nasional menjadi hari perayaan baik untuk anak laki-laki maupun untuk anak perempuan, dan merupakan hari untuk mendoakan anak-anak agar tumbuh besar dan sehat.
Pada hari ini di setiap rumah (yang mempunyai anak-anak) dikibarkan koinobori (bendera berbentuk ikan koi). Di dalam rumah dipasang hiasan topi baja dan boneka samurai, serta disajikan chimaki dan kashiwamochi.
b. Haha no hi
merupakan hari untuk berterima kasih pada ibu, yang dirayakan dari hari minggu kedua bulan Mei. Perayaan hari ibu berawal di Amerika pada tahun 1908 dan mulai populer di Jepang setelah perang dunia kedua. Pada hari ini anak-anak memberikan kado pada ibunya sebagai ucapan terima kasih.

6. Bulan Juni [Chichi no hi (hari ayah)]
Hari untuk berterima kasih pada ayah yang telah menjaga dan bekerja keras untuk keluarganya. Hari ini diperingati di hari minggu ketiga bulan Mei. Sebelumnya hanya ada hari ibu, namun untuk mengimbanginya pada hari ini pun anak-anak memberikan kado pada ayahnya sebagai ungkapan terimakasih.

7. Bulan Juli
a. Tanabata
Festival ini dirayakan pada setiap tanggal 7 Juli, dimana berdasarkan dongeng masyarakat Cina bahwa malam itu adalah saatnya bertemunya bintang Altair dan bintang Vega yang hanya bisa bertemu setahun sekali di galaksi bimasakti. Masyarakat Jepang percaya bahwa bila kita menuliskan keinginan kita di sebuah kertas kecil kemudian mengikatnya di atas tangkai bambu, maka permohonan atau keinginan tersebut akan terkabul. Karena itu, pada saat ini banyak anak-anak yang menuliskan berbagai keinginan di atas kertas kecil dan mengikatnya pada batang bambu. Setelah perayaan tanabata selesai, kemudian batang bambu tersebut dihanyutkan di sungai
b. Ochugen
Dirayakan pada setiap tanggal 15 Juni menurut kalender Cina. Awalnya perayaan ini merupakan tradisi agama Tao di Cina, yang bertujuan mendoakan kesehatan dan keselamatan setelah menjalani setengah tahun perjalanan. Tetapi setelah agama Tao berubah menjadi agama Budha, perayaan ini berubah menjadi festival persembahan sesajen (yang berupa makanan) bagi Budha dan saat untuk mendoakan arwah keluarga yang sudah meninggal. Di masa sekarang, orang-orang merayakan hari ini sebagai hari untuk memberikan sesuatu pada mereka yang telah banyak membantu selama setengah tahun ini.

8. Bulan Agustus
a. Liburan musim panas
Pada bulan agustus, seluruh sekolah di Jepang, dari mulai SD – SMA memasuki masa liburan selama 1 bulan. Mereka bisa menghabiskan masa liburan sebebas-bebasnya. Namun begitu, pada liburan ini sekolah tetap memberikan tugas pada siswa-siswinya, sehingga bagi mereka yang hanya bermain saja, akan merasa kesulitan kalau masa liburannya selesai. Seperti juga di Indonesia, liburan panjang ini dilaksanakan menjelang ajaran baru
b. Obon
merupakan perayaan agama Budha, yang dilaksanakan setiap tanggal 15 Juli menurut kalender Cina dan disebut juga Urabon. Pada malam tanggal 13 Juli, orang-orang membuat api dengan membakar batang-batang pohon untuk menyambut roh, kemudian pada tanggal 16 kembali membakar batang-batang lagi untuk mengantarkan para roh pulang ke tempatnya.
Pada saat ini perusahaan-perusahaan diliburkan untuk memberikan kesempatan pada para pegawai yang bekerja di kota agar dapat pulang kampung merayakan festival obon. Dengan liburan ini transportasi sangat padat sama seperti saat perayaan tahun baru. Sementara di desa-desa diadakan bon odori (tarian obon) yang dilakukan untuk menghibur roh-roh keluarga yang datang serta untuk mempererat tali persaudaraan orang-orang yang tinggal di tempat tersebut.

9. Bulan September
a. Tsukimi (melihat bulan)
Dirayakan setiap tanggal 15 Agustus menurut penanggalan Cina (bulan September kalender masehi) dan disebut Chuushuu no meigetsu (bulan purnama di pertengahan musim gugur) karena merupakan bulan purnama yang paling indah dalam 1 tahun. Pada saat ini, orang-orang melakukan kegiatan “menatap bulan” (tsukimi) sambuil menyajikan susuki (bulir bunga rerumputan) dan dango (kue bola) karena mereka menatap bulan sambil makan dango, maka festival ini disebut tsukimi dango.
b. Aki matsuri
Dari bulan September-Oktober, setiap daerah di seluruh Jepang melaksanakan perayaan musim gugur. Perayaan ini dilaksanakan di kuil Shinto untuk berterimakasih pada dewa atas hasil panen pada musim gugur. Orang-orang merayakannya dengan mempersembahkan padi dan hasil bumi lainnya untuk kuil Shinto. Di halaman kuil tersebut, mereka pun menari sambil membawa usungan. Tarian tersebut pun mereka persembahkan untuk para dewa. Sementara di dalam rumah, orang-orang membuat berbagai masakan lezat dan merayakan festival tersebut dengan makan bersama.

10. Bulan Oktober
Bulan Oktober bertepatan dengan musim gugur. Bulan ini disebut juga dokusho no aki (musim membaca buku), shokuyoku no aki (musimnya nafsu makan) dan supootsu no aki (musim olahraga).
Seluruh sekolah di Jepang melaksanakan pesta olahraga dengan mengadakan berbagai macam pertandingan antar 2 kelompok (merah dan putih). Selain sekolah, di daerah-daerah pun banyak warga yang melaksanakan pesta olahraga sendiri. Dan dalam kalender Jepang masa ini, tepatnya tanggal 8 Oktober, diperingati sebagai hari olahraga (taiku no hi).
  Pada tanggal 15 Oktober, dilaksanakan festival shichigosan yaitu festival untuk merayakan
kesehatan anak laki-laki yang berumur 5 tahun dan anak perempuan yang berumur 3 dan 7 tahun. 
Pada saat ini anak-anak berziarah ke kuil Shinto untuk berterimakasih pada dewa karena sudah berumur 7, 5 dan 3 tahun. Umur 3 dan 5 tahun adalah batas umur bayi dan balita, sementara umur 7 tahun adalah batas umur anak dan remaja, yang dari sejak itu mereka harus dipersiapkan untuk menjadi orang dewasa.

12. Bulan Desember
a. Oseibo
merupakan persalaman akhir tahun dengan cara memberikan hadiah pada orang-orang yang telah banyak membantu selama setahun ke belakang. Kebiasaan ini sama dengan perayaan ochuugen pada musim panas dan oseibo pada musim dingin, yang juga memberikan hadiah pada orang-orang yang telah banyak membantu.
b. Boonenkai (pesta akhir tahun)
Pada akhir tahun para pegawai perusahaan dalam satu perusahaan mengadakan pesta akhir tahun. Mereka berkumpul bersama sambil makan dan minum menghilangkan stress sehingga mereka bisa bekerja lebih baik pada tahun yang akan datang.
c. Oomisoka
Oomisoka dirayakan pada akhir tahun , dari malam tanggal 31 Desember pukul 12 malam sampai tanggal 1 Januari .Mereka merayakannya sambil makan Shitokoshi soba, yaitu sejenis mie yang dipercaya bisa membuat orang yang memakannya panjang umur.
Pada saat ini pun petugas di kuil Budha membunyikan lonceng sebanyak 108 kali sebagai tanda permohonan agar dosa-dosa semua orang selama tahun dihapuskan. Pada beberapa kuil para pengunjung pun ada yang diijinkan membunyikan lonceng tersebut.

Kamis, 14 Juni 2012

Pusat Budaya Jepang

Kalau ingin lihat pusat kebudayaan Jepang yang sebenarnya, datanglah ke Kyoto. Kota ini sarat puluhan kuil cantik dan monumen peninggalan Jepang.

Kyoto selalu indah sepanjang tahun, salju saat musim dingin, mekarnya bunga Sakura di musim semi, bukit-bukit yang sejuk di musim panas, dan pemandangan warna-warni daun musim gugur.

Kota Kyoto bentuknya berbukit-bukit karena dikelilingi gunung-gunung di empat penjuru angin. Kyoto semakin indah dengan Sungai Kamo di sebelah timur dan Sungai Katsura yang meliuk-liuk di sebelah selatan.

Sebagai wilayah cagar budaya dan seni Jepang, bila sempat ke negeri sakura ini, tak dimungkiri saya harus berkunjung ke Kyoto. Kota ini letaknya mengarah ke selatan dari Tokyo.

Transportasi yang saya pilih untuk menuju Kyoto adalah kendaraan modern yang canggih, kereta supercepat Shinkansen. Biaya sekali perjalanan dari Tokyo ke Kyoto sebesar 15.000 yen. Jarak tempuh dengan menggunakan Shinkansen adalah 2 jam 15 menit.

Kereta ini bentuk dan kenyamanan interiornya seperti pesawat terbang. Selama perjalanan, kecepatannya stabil seolah-olah tidak menyentuh rel kereta di bawahnya.

Tepat pukul 07.00 pagi hari saya berangkat menuju Kyoto dari Central Station Tokyo di pusat kota. Selama perjalanan, hanya sekali berhenti di Stasiun Kereta Osaka. Ketepatan waktu menjadi ciri khas transportasi supercepat ini.Di

Stasiun Kereta Kyoto waktu menunjukkan tepat pukul 09.20. Stasiun Kereta Api Kyoto merupakan pusat transportasi untuk seluruh kota. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api terbesar kedua di Jepang. Stasiun ini dilengkapi pusat perbelanjaan (yang paling besar adalah ISETAN), hotel, bioskop, dan beberapa bagian dari kantor pemerintahan lokal. Semuanya terletak di satu atap dalam bangunan setinggi 15 lantai.

Saya selanjutnya naik taksi ke Mitsui Garden Hotel di tengah Kota Kyoto. Selepas check in dan meninggalkan koper, saya langsung keluar mencari taksi untuk mengunjungi kuil di kota ini yang terkenal cantik, luas, dan terkenal akan sejarah kerajaan di Jepang.

Kuil pertama yang saya kunjungi adalah pusat pemerintahan dan kebudayaan Jepang ketika Shogun ke-1 berkuasa, Tokugawa, yaitu Istana Nijo. Kekuasaan Tokugawa berakhir ketika memasuki Restorasi Meiji.

Harga tiket masuk ke Istana Nijo sebesar 600 yen. Istana ini ditetapkan sebagai harta benda nasional. Karena itu, bagi pengunjung, sangat ditekankan untuk menjaga ketertiban agar tidak merusak peninggalan kebudayaan Jepang yang dianggap sakral tersebut. Sebelum memasuki pintu utama, saya akan menyeberang jembatan yang di bawahnya terdapat sungai yang sengaja dibangun mengelilingi seluruh dinding Istana.

Luas istana ini sangat besar karena halaman depannya saja sangat jauh untuk mencapai bangunan utama istana. Di dalam bangunan utama istana, para pengunjung tidak diperkenankan untuk mengambil foto ataupun gambar.

Di dalam bangunan yang sebagian besar terbuat dari kayu, tampak kokoh dan menunjukkan ciri khas dari kekuasaan dari para Shogun Jepang. Patung-patung Shogun yang berkuasa juga berdiri tegak dengan baju kebesarannya di beberapa ruangan yang menunjukkan aktivitas kaisar ketika itu.

Kunjungan ke Istana Nijo yang demikian luas akan menghabiskan waktu hingga sore hari di mana para pengunjung tidak diperkenankan lagi untuk masuk.

Keesokan harinya saya mengunjungi kuil unik lainnya di Kyoto yang terkenal dengan kuil emasnya. Kuil itu dikenal dengan sebutan Kinkakuji. Kuil ini dikelilingi seperti danau dan taman yang indah sekali sehingga terkesan sangat sejuk ketika mengunjungi kuil yang konon memang dindingnya terbuat dari emas.

Kuil Kinkakunji disebut juga Golden Pavilion Temple dibangun pada tahun 1397 sebagai vila bagi seorang shogun. Kuil ini terdiri atas tiga tingkat. Terdapat pulau dan batu-batuan pada danau kecil yang mengelilinginya sebagai simbol sejarah Buddha.

Keunikan kuil di tengah danau ini, setiap lantainya dibuat dalam gaya arsitektur yang berbeda. Lantai dasar disebut Ruang TirtaDharma (The Chamber of Dharma Water) yang digambarkan sebagai gaya Shinden. Lantai pertama dalam bahasa Jepang disebut Hosui-in yang sering digunakan sebagai ruang pertemuan, bentuknya berupa ruangan luas dengan beranda di sekelilingnya.

Beranda itu berada di bawah naungan lantai kedua dan interiornya dipisahkan oleh ventilasi tertutup yang disebut Shitomido. Shitomido tersebut hanya mencapai separuh langit- langit sehingga cahaya dan udara dapat bebas keluar masuk bangunan. Lantai kedua disebut Menara Alunan Ombak (The Tower of Sound Waves) yang lazim ditemui pada rumah-rumah bergaya Samurai. Ruangan ini sangat kental dengan suasana Buddhis, yang menampilkan gaya Shoinzukuri.