Festival di Jepang
KOINOBORI
Koinobori (Koi= jenis ikan, Nobori=
naik) merupakan tradisi jepang yg selalu dimeriahkan tanggal 5 Mei. Nama
lain Koinobori adalah KODOMO NO HI atau "Hari Anak". Perayaan ini
dikhususkan utk anak laki-laki. 2 atau 3 minggu sebelum hari "H",
keluarga yang memiliki anak laki2 biasanya selalu mengibarkan koinobori
yaitu kain yang berbentuk ikan koi, di tiang depan rumah. Dengan
mengibarkan koinobori diharapkan anak laki-laki tersebut tumbuh kuat dan
sehat, seperti koinobori yang dinaikan di atas tiang, tetap kuat
bergerak2 meskipun tertiup angin.
Dikirim oleh Lizsa Anggraeny
Festival Musim Panas Di Jepang
1. Festival Kembang Api (Hanabi Matsuri)
Musim
panas di jepang identik dengan Festival kembang api dan semangka. Di
berbagai tempat, mulai ramai diadakan persiapan untukmenyambut festival
tersebut. Toko-toko mulai menjajakan ‘Yukata’ (kimono sederhana utk
musim panas), yang biasanya akan dikenakan oleh tua - muda, pria -
wanita saat menyaksikan festival kembang api di malam hari.
Festival ini selalu dilakukan di lapangan luas dekat sungai dan tanpa
dipungut bayaran, dengan maksud untuk melepaskan segala lelah di musim
panas, dengan melihat keindahan berbagai macam bentuk kembang api di
malam hari. Para penonton datang dari berbagai tempat. Untuk mendapatkan
posisi tempat duduk ‘lelesan’ yang strategis, beberapa orang rela
berdatangan beberapa jam sebelum acara di mulai ke tempat tersebut.
Para penonton berdatangan secara berkelompok bersama keluarga, rekan
kerja atau berpasangan. Mereka sengaja membawa tikar plastik sebagai
alas duduk dan bekal yang akan dinikmati sambil menyaksikan indahnya
kembang api yang ditampilkan di malam itu.
Berbagai bentuk kembang api ditampilkan secara artistik membuat
suasana malam gelap berubah terang benerang penuh dengan warna-warni
membuat mata terbelalak penuh pesona. Tetapi penonton perlu kesabaran
tinggi saat pulang dari melihat festival kembang api ini. Stasiun kereta
api, yang merupakan tempat transportasi utama di jepang, akan lebih
berdesakan dari biasanya, karena semua orang yang melihat festival
tersebut pulang pada saat bersamaan. Begitupun stasiun yang jaraknya
dekat, akan terasa jauh sekali, karena antrian pejalan kaki yang panjang
dari tempat festival kembang api sampai ke stasiun.
2.Festival Arwah (Obon Matsuri)
Festival Obon bagi orang jepang merupakan salah satu perayaan penting
seperti layaknya tahun baru. Dilaksanakan pada pertengahan July
(Western Julian Calender) atau Agustus (Chinese Lunar Calender), yaitu
sekitar tanggal 13 sampai tanggal 15/16.
Festival Obon diambil dari
agama Budha, memiliki arti menyambut kedatangan para arwah keluarga yang
telah meninggal. Mereka percaya bahwa di sekitar musim panas para arwah
berkunjung ke bumi, oleh karena itu perlu dilakukan penyambutan.
Tidak heran jika pada bulan ini, supermarket atau departemen store
mulai ramai menjajakan makanan khusus untuk perayaan Obon (Arwah). Si
pembeli akan mempersembahkan makanan tersebut di depan altar abu
keluarga yang telah meninggal, sebagai tanda penyambutan arwah, kemudian
mereka melakukan doa bersama.
Acara ritual yang biasa dilakukan saat festival Obon adalah melakukan
tarian yang disebut Obon Odori (ancentour’s soul folk dance), pada
malam hari. Mereka percaya bahwa saat melakukan tarian sang arwah pun
turut bergembira menari bersama.
Tua, muda, anak-anak, laki, perempuan dengan memakai yukata (summer
kimono)pada malam itu berkumpul bersama di suatu lapangan luas,
membentuk lingkaran besar, bergembira menarikan Obon Odori. Music
pengiring obon odori (tarian arwah) biasanya diletakan di dalam
lingkaran tersebut, yang disebut Yagura (standing stage) yaitu berupa
tabuh gendang. Obon
Selain tarian Obon Odori, mereka pun biasanya membuat Toro Nagashi
(floating paper lantern), yaitu lentera yang didalamnya diberi lilin
menyala. Lentera ini kemudian dialirkan ke sungai atau digantungkan di
depan kuil, untuk mengantar para arwah pulang ke makamnya masing-masing
(Ohaka = family tomb).
Kuil-kuil di hari festival Obon, akan penuh dengan lentera, yang
digantungkan oleh para keluarga yang masih hidup. Wangi kemenyan akan
merebak di sekitar kuil, seiring dengan banyaknya lentera yang
tegantung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar